Poin-Poin Penting dalam Mendesain Pola Rajutan

You are currently viewing Poin-Poin Penting dalam Mendesain Pola Rajutan
credit: crochyayboxes.co.uk

Poin-Poin Penting dalam Mendesain Pola Rajutan – Beberapa hal yang penting untuk dicatat jika kamu mencoba mendesain sendiri pola rajutanmu adalah buatlah pola yang sebaik mungkin, sehingga pembaca nanti benar-benar bisa sukses menghasilkan rajutan seperti yang kamu buat. Oke, memang hal ini tidak sesederhana kedengarannya.

Inilah poin-poin penting dalam mendesain pola rajutan:

Pertama, sebelum capek-capek menyusun pola. Kita lihat dulu deh, hasil jadi rajutan kita.

credit: flickr/Elaine Greycats



#1. Sudahkah rajutan itu layak jual?

#2. Kira-kira kalo kita lihat si rajutan itu di toko atau di pameran, kita tertarik untuk beli gak?

#3. Trus, Apa rajutan itu memiliki bentuk yang ideal? 

misal, jika itu taplak meja atau doily apakah rajutan itu benar-benar datar dan crisp (pertanda sudah di-blocking dengan sempurna)? Atau adakah bagian-bagian yang cacat, seperti ada yang menggembung dan menggulung di suatu sudut?

Jika rajutan itu berupa baju, maka lihat dengan seksama apakah bagian-bagian tubuhnya sudah pas dan proposional antara bagian leher, dada, lengan, pinggang, dst? Atau masih ada yang aneh?

#4. Jika produk rajutan dibuat orang lain dan dibuat polanya, kira-kira kamu mau nggak beli pola itu dan membuatnya?

Tanyakan pada dirimu sendiri. Jika kamu seorang perfeksionis, tentu kamu akan mendesain ulang polamu agar hasilnya sempurna. (coba deh cek tips praktis merajut)

    Kedua, kamu perlu mempertimbangan beberapa hal agar pola yang kamu tulis bisa berhasil dibuat dan dicoba oleh orang lain sehingga hasilnya nggak jauh beda dengan yang diingingkan.

    CREDIT : flickr/elainegreycats



    #1. Cek tension/ gauge-nya.
    Penting sekali faktor ini sehingga saya letakkan di tempat pertama. Di awal belajar rajut dulu berkali -kali saya gagal membuat sepatu rajut (seringnya kekecilan) yang sama persis dengan pola karena tidak menyadari hal ini… huff.

    Hal ini terjadi karena masalah teknis seperti ukuran jarum yang tidak sama dengan yang di pola, ukuran tebal-tipis benang yang tidak sama, hingga masalah “tangan perajut” yang menghasilkan rajutan yang berbeda kerapatannya.

    Pastikan mengukur produk yang dibuat dengan penggaris/ meteran lalu ukur berapa tusukan yang sudah kamu buat dengan meteran tsb.

    #2. Cek istilah-istilah rajut yang digunakan. 
    Sudah tepatkah? apa kamu menulis dc dengan hdc? Salah tulis bisa jadi “blunder” lho. Maka hati-hati dan teliti.

    #3. Cek ejaan. Adakah yang salah?

    #4. Ukuran produk jadi harus sudah tersimpan.
    Jadi pola yang dibuat ditentukan berdasarkan hasil rajutan tersebut.

    #5. Pastikan ukuran jarum dan benang sudah ditentukan pula.

    #6. Pastikan istilah-istilah khusus (misal, tusuk kerang, tusuk popcorn, tusuk crocodille) dijelaskan pula step-stepnya. 
    Karena nggak semua orang ngerti macam-macam tusukan.

    #7. Cek apakah penjelasan pola sudah jelas dan konsisten. 
    Jika perlu gambar/ diagram untuk memperjelas itu lebih bagus lagi.

    #8. Coba berikan pola itu pada teman perajut lain. 
    Minta tolong agar diujicoba sehingga jika ada yang kurang bisa diperbaiki.

    #9. Biarkan pola yang sudah dibuat itu selama beberapa hari. 
    Jangan diutak-atik terlalu sering, sehingga ketika melihatnya lagi dalam keadaan fresh, kamu akan “sadar” bahwa mungkin ada yang kurang pas dalam pola yang sudah disusun tersebut.

      Semoga artikel singkat ini memberikan wawasan berbeda untuk kamu. Jika kamu ingin menambahkan, berkomentar, atau sekedar menyapa, silahkan tulis di kolom komentar.

      Terima kasih.
      Yuk, merajut ^ ^

      -Nisa

      Tinggalkan Balasan