Kita semua sepakat, bahwa di masa pandemi ini kehidupan banyak orang mendadak serba sulit. Sebagian disana ada yang kehilangan pekerjaannya, sebagian yang lainnya omset usahanya menurun drastis. Menyebabkan banyak orang dituntut untuk mempunyai sumber pemasukan baru. Salah satu ide bisnis yang akan kita bahas kali ini adalah tentang bisnis rajutan yang dibuat secara handmade.
Merajut adalah suatu proses merangkai benang dengan menggunakan jarum khusus, sehingga dihasilkan barang baru sesuai pola. Seni merangkai benang dengan jarum khusus ini sebenarnya ada dua jenis, yakni knitting yang diterjemahkan menjadi merajut, dan crocheting atau biasa disebut merenda. Bedanya, kalau knitting menggunakan dua jarum (knitting needles), sedangkan crocheting menggunakan satu jarum yang disebut hook/hakpen/hakken.
Hasilnya, baik knitting maupun crocheting, mempunyai nilai jual yang sangat menjanjikan. Bayangkan saja, dengan modal terjangkau, Amelia Putri (seorang knitter, knitwear designer, yarn diy-er, serta owner PAPIPUT YARN sejak 2014) bisa menjual hasil rajutan hingga untung 300%. Tentu, ini lebih karena waktu dan skill dari si perajut yang dihargai mahal. Video inspiratif tentang prospek bisnis rajut Amelia Putri (yang akrab disapa Mba Puput) bisa dilihat di , video garapan BERGURU dari NinjaXpress.co.
Apa yang harus Disiapkan untuk Belajar Rajut?
1. Materi Belajar Rajut
Materi belajar bisa didapat dari mana saja. Buku-buku, video, kursus offline maupun online. Sesuaikan saja dengan gaya belajarmu. Belajar merajut itu tidak harus ikut kursus atau pelatihan kok, otodidak juga bisa. Meski sebagian orang memilih belajar langsung face-to-face, karena dengan begitu kita bisa melihat step pembuatan secara langsung dan hasilnya bisa langsung dikoreksi oleh guru rajut yang ahli.
Saya sendiri belajar crocheting secara khusus tidak punya guru atau ikutan kursus. Sama seperti Mba Puput, saya banyak belajar dari YouTube, mengunjungi situs-situs yang berkaitan, dan melakukan banyak eksperimen sendiri. Selain belajar lewat video, saya juga memiliki beberapa buku pola untuk bahan belajar. Pilih saja buku yang dikhususkan untuk pemula.
2. Benang dan Alat Rajut
Selain skill, hal lain yang penting adalah mencari material benang rajut yang tepat. Dari pengalaman, saya mencoba berbagai merek benang baik lokal maupun impor hingga akhirnya menemukan benang yang saya anggap cocok. Ada banyak penjual benang dengan seabrek jenisnya (seringnya saya beli di marketplace dan cari kurir yang paling cepat sampai+hemat ongkirnya).
Awal merajut dulu saya memilih benang yang ukurannya agak besar. Supaya apa? Ya, supaya lebih gampang lihat tusuk rajutannya. Berdasarkan pengalaman saya, material benang katun dengan helai yang tak mudah terurai lebih direkomendasikan daripada benang yang berbulu. Malah sebenarnya kalau kita kreatif, benang nggak usah beli juga bisa kok.
Sebagian teman-teman perajut memanfaatkan t-shirt yang nggak dipakai untuk dirajut menjadi produk yang keren-keren. Misalnya, keset, pelapis kursi, penutup galon, pot bunga, macam-macam sih.
Selain bisa bikin benang dari t-shirt, kamu juga bisa pakai tali kur, tali rafia, kresek, tali dari pelepah pisang, dan lainnya. Perlu diingat, jika diameter benang semakin besar, maka ukuran jarum yang dibutuhkan juga menyesuaikan ya.
Ngomong-ngomong soal jarum, kamu bisa pilih yang gagangnya paling nyaman saat dipegang. Untuk knitting maupun crocheting, saya lebih suka jarum dari bahan kayu atau bambu karena lebih keset (nggak licin). Jadinya saat merajut, benangnya nggak mudah “terpeleset” dan lepas. Tapi kalau sudah mahir, boleh juga pakai bahan apapun termasuk metal, akrilik, atau aluminium.
Cara Menjual Hasil Rajutan
1. Lakukan riset produk rajutan yang diminati
Pertama, kamu harus pantau kira-kira barang rajutan yang ramai peminat seperti apa. Suka fashion? Mungkin kamu bisa pertimbangkan membuat item seperti sweater, cardigan, topi, tas, atau kaos kaki. Jika kamu suka yang lucu-lucu, kamu bisa fokus membuat aneka amigurumi. Atau boleh juga bikin pernak-pernik baby items untuk kalangan millenial moms yang suka bayinya tampil kece dengan rajutan unik.
Setelah riset dan fokus dengan niche rajutanmu, kuasailah pembuatan barang tersebut. Pola rajutan bisa tersebar di berbagai media, baik media online seperti blog, forum, atau komunitas khusus perajut seperti Ravelry, bahkan kamu bisa dapatkan dari buku merajut yang ada di toko buku. Bereksperimenlah dengan banyak pola rajutan untuk mematangkan skill.
2. Pre-order atau ready stock? Online atau offline? Tentukan sistem penjualannya
Menjual hasil rajutannya? Saya biasa melakukannya dengan sistem pre-order dahulu. Buat 1-2 contoh hasil produk. Kemudian foto dengan gaya se-aesthetic mungkin, trus bisa langsung posting di sosmed.
Cara pre-order ini jauh lebih irit karena nggak perlu keluar modal banyak. Selain itu, marketingnya simple, lebih banyakan laku di circle sendiri lewat word-of-mouth, lumayan kan buat tambahan di masa-masa sulit seperti sekarang ini?
Selain cara pre-order, kamu juga bisa nyetok produk rajutan untuk dipasarkan di toko-toko kerajinan. Beli benang secara grosir biar lebih murah, lalu buat berbagai produk rajutan yang dikemas dengan rapi, kemudian titipkan ke toko-toko kerajinan di kotamu. Cara ini akan efektif jika kamu aktif berjejaring dengan sesama komunitas crafter di kota. Biasanya komunitas pengrajin saling membantu dan saling support untuk mengembangkan bisnis handicraft di wilayah yang sama.
Selain jualan item rajutan, kamu juga bisa memperluas cakupan bisnis seperti yang dilakukan Mba Puput. Bukan hanya sekedar membuat rajutan, ia juga mendesain pola dan mewarnai benang sendiri secara handmade. Kalau sudah mahir merajut, tak ada salahnya mencoba mendesain pola pakaian, topi, atau home decor lalu menjualnya di situs craft seperti Etsy atau Ravelry. Umumnya pola rajutan dibuat dalam bentuk file PDF yang bisa diunduh secara instan. Jika desain pola rajutanmu banyak disuka, satu pola saja bisa menghasilkan untung yang lumayan. Apalagi kalau dijajal oleh para perajut di seluruh dunia dan laku hingga berkali-kali lipat.
Ide bisnis lainnya seputar merajut adalah menjual bahan dan alat serta pernak-pernik pendukung. Sebagian perajut umumnya memiliki galeri karya dan menjual material seperti; benang aneka jenis, jarum, buku pola, dan pernak-pernik lain. Berjualan alat dan bahan benang ini lumayan menguntungkan karena umumnya perajut selalu merasa tak cukup dengan koleksi benang yang dimiliki. Kalau sudah jatuh cinta dengan rajutan, pengennya beli benang melulu setiap bulan, ups.
3. Beri edukasi target market
Rajutan memang prospeknya lumayan cerah ya. Sudah dibuktikan Mba Puput yang bisa menembus pasar internasional. Memang kalau sebagian pasar dalam negeri masih kurang apresiasinya terhadap produk handmade. Gimana bisa cuan, kalau barang yang dirajut susah payah ditawar dengan harga sangat rendah?
Jadi memang sebaiknya, selain fokus mengembangkan skill merajut dan berjualan, sebaiknya sering-sering juga mengedukasi calon pembeli. Jangan bosan menjelaskan mengapa barang handmade itu lebih mahal, bagaimana proses pembuatannya, bagaimana treatment-nya produk rajutan yang beda-beda, dan bahan apa yang dipakai, jelaskan agar target pembeli memahaminya.
Masa Depan Bisnis Rajutan
Sebenarnya, justru saat pandemi seperti sekarang ini bisnis yang berbasis hobi berkembang pesat, tak terkecuali dengan merajut.
Merajut memang bukanlah hobi biasa. Dulu saya pernah menuliskan manfaat kegiatan ini. Salah satu manfaatnya adalah merajut bisa menjadi peluang bisnis. Bahkan jika dimaksimalkan, bisa berpotensi menghasilkan cuan yang nggak sedikit.
Tak ada salahnya mencoba banting setir dengan mulai belajar merajut. Toh, kita tak pernah tahu seperti apa hasilnya jika tidak mencobanya. Siapa tahu dengan belajar merajut, ladang rezeki yang baru terbuka di depan matamu. Who knows?!
Untuk kamu yang masih belum yakin dengan bidang rajut-merajut ini, sebaiknya simak deh channel NinjaXpress.co di YouTube. Mereka punya program BERGURU (Belajar Ragam Usaha Baru) yang memberikan inspirasi kepada kita tentang peluang-peluang bisnis pada masa pandemi, worth it! Mungkin disana kamu akan menemukan ide bisnis yang cocok.
Selain itu, NinjaXpress.co juga berkomitmen kuat untuk memajukan UMKM, khususnya pada masa-masa sulit sekarang ini. Lewat program Ninja Academy (https://www.ninjaacademy.co), UMKM bisa mendapatkan pelatihan intensif guna memajukan bisnis mereka, langsung dari para ahlinya.Bagi rekanan UMKM yang mendaftar, ada diskon khusus untuk menggunakan ekspedisi NinjaXpress.co. Dengan motto #ObsesiUntukNegeri, NinjaXpress.co optimis mampu mengakselerasi pelaku bisnis di Indonesia.