Belajar Menulis Arab untuk Anak-Anak {Catatan Homeschooling}

You are currently viewing Belajar Menulis Arab untuk Anak-Anak {Catatan Homeschooling}

Belajar menulis arab atau huruf hijaiyyah baru saya terapkan saat si Sulung berusia 5 tahun. Meski untuk belajar membaca sudah saya mulai sejak ia belum genap berusia 2 tahun.

Belajar menulisa arab untuk anak
Freepik.com

Saat itu saya baru mengenalkan huruf hijaiyyah lewat poster dan abaca flaschcard seri 1 (petualangan raja donat). Sekedar mengenalkan doang, sih. Saya nggak memaksa dia harus bisa.

Baca juga : Gratis Poster Huruf Hijaiyyah untuk PAUD

Nyatanya, kalau anak sering dipaparkan dengan pengetahuan secara terus-menerus, akan lebih mudah baginya untuk menghafal semua huruf di usia 2 tahun. Untuk selanjutnya barulah saya mengajarkan sedikit demi sedikit tentang membaca huruf arab dengan harakat.

Sementara itu soal tulis-menulis, saya baru mengajarkan si Sulung untuk lebih serius ketika ia berusia 5 tahun. Saat ia sudah bisa menulis abjad dan kalimat dalam bahasa Indonesia. Saya
sengaja mendahulukan bahasa ibu terlebih dahulu, karena menurut saya itu pondasi penting dalam berkomunikasi.

Jika anak sudah paham bahasa ibu, bahasanya sehari-hari. Barulah ia belajar bahasa asing lainnya. Kalau di keluarga saya, bahasa asing yang wajib dipelajari pertama kali adalah bahasa Arab. Karena nantinya anak-anak harus bisa membaca dan paham dengan Al quran. Bahasa Arab adalah ilmu alat untuk memahami agama Islam dengan baik dan benar. Sehingga tentu saja itu harus dipelajari sedini mungkin.

Belajar Menulis Arab: Sarana dan Prasarana

Mengajak balita belajar menulis Arab tentunya harus pakai cara kreatif dan asyik. Apalagi si Sulung itu tipikal kinestetik dan visual.

Belajar Menulis Arab dengan Materi Buatan Sendiri

Pertama-tama saya cuma membuat materi belajar menulis Arab secara manual (diy). Saya gambar di kertas, msalnya pesawat. Saya tulis kata pesawat dalam bahasa Arab dalam bentuk titik-titik, dan meminta si Sulung untuk menebalkankannya. Sekaligus mewarnai gambar pesawatnya.

Ibarat sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui. Ada beberapa keuntungan belajar menulis Arab dengan cara ini.

  1. Bonding makin kuat. Anak semakin ketagihan karena seru. Ibu makin semangat membuat materi belajar diy untuk anak-anak.
  2. Anak belajar menulis Arab dengan cara menyenangkan. Apalagi bagi anak yang hobi menggambar. Ia juga makin bisa meluweskan jarinya dalam menggunakan pensil. Lewat mewarnai, menggambar, menebalkan huruf, dan inilah basic dalam menulis.
  3. Anak juga belajar bahasa Arab. Sehingga makin banyak kosa kata dalam bahasa Arab yang ia ketahui. Selain itu ia bisa mengasosiasikan gambar yang selama ini ia ketahui maknanya dalam bahasa Indonesia, dalam bahasa Arab plus cara menulisnya.

Belajar Menulis Arab dengan Buku

Setelah setahun mengajar dengan metode ini. Saya melanjutkan ke metode berikutnya. Yakni menggunakan buku.

Saya membelikan anak saya buku menulis Arab. Yang pertama adalah buku berjudul Saya Suka Menulis Huruf Arab (SSMHA) terbitan Nurani Bunda Oleh Nurani Musta’in).

Buku ini bagus karena bukan hanya mengajarkan dasar menulis (cara menggoreskan pensil dan arahnya), tapi juga ada gambar dan kata dalam bahasa Arab di tiap huruf hijaiyyah. Sayangnya saya cuma beli 1 jilid saja. Harusnya ada 4 jilid kalau ingin lebih komprehensif.

Isi buku SSMHA

Buku berikutnya yang saya pilih adalah Buku Pelajaran Menulis Khot Naskhi dari penerbit At Tuqa (oleh Ummu ‘Irbadh Salma Hadi). Buku ini juga bagus. Meski pun lembar untuk latihannya kurang banyak. Buku ini polos aja, sih. Nggak seperti SSMHA yang ada gambar dan kosa kata dalam bahasa Arab. But, It’s ok.

Kali ini saya beli sekalian satu set. Isinya 8 jilid buku tipis untuk belajar menulis Arab. Mulai dari awal huruf hijaiyyah hingga menulis kata (yang disambung).

SSMHA dan Khot Arab Naskhi

Untuk mengajar menulis huruf arab, memang harus dibiasakan untuk menulis sesuai arah yang ada. Begitu pun soal posisi huruf. Adanya garis bantu di dalam lembar latihan, membuat anak lebih mudah memahami bagaimana posisi menulis yang tepat. Apakah di atas garis, di tengah garis, atau di bawah garis.

Isi buku Khot Naskhi

Untuk alat tulisnya, sebaiknya memang memakai pensil kaligrafi gitu. Biar enak dan hasilnya bagus. Tapi kalau nggak punya, ya, pakai pensil biasa aja yang ditajamkan satu sisi sehingga kalau dipakai menulis bisa ada efek miring seperti kaligrafi gitu.

Sebenarnya ini juga mirip dengan cara menulis huruf Jepang sewaktu saya kursus dahulu. Kalau sampai urutan dan arah goresan pensilnya salah, ya salah. Makanya ada buku khusus untuk belajar huruf kaligrafi semacam ini.

Belajar Menulis Arab: Sumber Internet

Sarana untuk mengajarkan anak menulis huruf Arab, bukan cuma lewat buku saja, lho. Saya kadang mencari materi homeschooling lainnya yang gratis di internet. Saya pernah melihat banyak worksheet menulis Arab yang bisa diunduh dalam versi pdf. Salah satunya di education.com.

Sayangnya, ada banyak gambar makhluk bernyawa di situ, jadi saya kurang sreg mengunduh di situs itu.

Sebenarnya ada sih, buku yang masuk kategori wishlist saya, terkait belajar menulis huruf arab untuk anak-anak ini. Bukunya berjudul Jisrun Najah dari Maqdis Publishing.

Kenapa?

Buku latihan ini isinya tebal. Lembarannya banyak. Memangnya kalau belajar itu satu dua lembar cukup? Saya rasa kurang sih. Paling enak kalau lembarannya banyak. Jadi puas kalau latihan menulis. Bisa sampe berlembar-lembar gitu tiap hurufnya.

Tapi entah di mana bisa mendapat buku ini. Agak susah mencari Jisrun Najah di kota saya tinggal.

Jadi bagaimana denganmu? Apakah kamu punya rekomendasi sarana belajar menulis huruf Arab untuk anak-anak? Tulis di komentar, ya. Saya benar-benar penasaran. ^ ^

Happy writing

Nisa

Tinggalkan Balasan

This Post Has 2 Comments

  1. maqdis publising

    kami dr maqdis publising menawarkan buku menulis arab kelanjutan jisrun najah jilid 1 tp masih bentuk fotocopy, krn blm dicetak.

    1. Nisa

      Alhamdulillah. Senang mendengarnya. Semoga bisa naik cetak segera.
      Terima kasih, infonya.